Podcast Ngopi Bareng Pakdo Soroti Kasus Dugaan Pemukulan Mahasiswa oleh Anggota DPRD Siantar

Podcast Ngopi Bareng Pakdo edisi 22 September 2025 kembali menyoroti kasus dugaan pemukulan yang melibatkan anggota DPRD Kota Pematangsiantar, Robin Manurung, terhadap salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Simalungun (USI). Peristiwa yang terjadi sejak Maret lalu itu dinilai tidak mendapat tindak lanjut serius dari Badan Kehormatan Dewan (BKD), meski sudah dilaporkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Dian Purba atau yang kerap disapa Pakdo, merupakan salah satu dosen Fakultas Ekonomi sekaligus Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, mengatakan bahwa kasus ini sudah berjalan setengah semester namun belum ada sikap maupun etika yang ditunjukkan pihak dewan. Bahkan, Robin sempat menyatakan dirinya tidak melakukan pemukulan, padahal dalam video yang beredar terlihat jelas tangannya mengayunkan pukulan ke arah wajah korban.

” Tuduhan spesifik adalah pemukulan. Kalau vidio itu diputar ulang, orang awam pun yang menonton pasti bisa nilai kalau itu pemukulan, atau paling tidak sudah ada niat memukul. Ini sudah termasuk sikap arogan terhadap mahasiswa,” tegas pakdo.

Menurutnya, tindakan yang diduga dilakukan Robin menunjukkan ketidakpahaman terhadap tugas dan fungsi DPRD sebagai penampung aspirasi masyarakat. Ia menilai, alih-alih mendengar aspirasi, tindakan arogan justru mencederai citra lembaga dewan.

” Tidak pernah loh sejarahnya Kota Pematangsiantar ada mahasiswa yang unjuk rasa malah dipukul anggota dewan. Kalau bersinggungan dengan aparat keamanan mungkin wajar dalam situasi demonstrasi. Tapi kalau sampai anggota DPRD yang melakukan, ini sangat berbahaya,” katanya serius.

Pakdo juga menjelaskan secara spesifik atas peristiwa yang terjadi pada saat itu, mahasiswa di seluruh Indonesia, termasuk di Pematangsiantar, menggelar aksi menolak RUU TNI pada bulan Maret lalu. Aksi di depan gedung DPRD sempat ricuh hingga beberapa mahasiswa menjadi korban bentrok dengan polisi dan Satpol PP.

Dalam situasi tersebut, Apri yang merupakan Bendahara BEM Fakultas Ekonomi ditarik aparat masuk ke dalam halaman DPRD untuk diamankan. Saat berada di depan pintu gedung DPRD, kondisi Apri dalam posisi tertunduk karena ditarik aparat. Di situlah terlihat Robin Manurung mengayunkan tangannya ke arah wajah Apri, seperti terekam jelas dalam video yang beredar.

” Vidionya masih ada, saat Apri ini dalam posisi tunduk diseret seret polisi. Disitulah dugaan pemukulan itu terjadi,” jelasnya.


Korban pemukulan diketahui bernama Apri, Bendahara BEM Fakultas Ekonomi. Kondisinya kini sudah membaik secara fisik, namun secara moral ia merasa tidak terima karena belum ada itikad baik dari Robin untuk bertemu dan meminta maaf.


Pakdo menjelaskan bahwa mahasiswa sudah menempuh mekanisme sesuai aturan, yakni melaporkan kasus ini ke BKD DPRD Siantar. Namun, hingga kini BKD dinilai belum menunjukkan langkah konkret untuk memediasi kedua belah pihak.

” Seharusnya BKD berhak memanggil anggota DPRD yang melakukan pemukulan tersebut, dipanggil jugalah mahasiswa setelah itu dilakukan lah mediasi pertemuan,” katanya.

” Harusnya seperti itu, tapi ini kan tidak. Mereka seolah-olah menunda dan membiarkan begitu saja, bahkan seperti pembiaran,” tambahnya.

Pakdo berharap agar kasus ini segera difasilitasi dengan mediasi yang baik, baik oleh BKD maupun partai politik yang menaungi Robin.

“Harapan saya, segera ada pertemuan antara Robin dan korban. Jangan sampai mahasiswa kembali memanas. Ini penting untuk menjaga citra DPRD dan menunjukkan etikat baik dari wakil rakyat,” tutupnya.

Reporter : Mai dan Intan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Hubungi Tim Samudera, agar segera meliput!
Halo sobat Samudera....