
Penundaan sidang skripsi 22 mahasiswa Program Studi Tehnik Sipil Universitas Simalungun menuai kekecewaan dari mahasiswa dan orang tua. Pasalnya, sidang yang sebelumnya dijadwalkan pada akhir Juni tiba-tiba diundur hanya dua hari sebelum pelaksanaan, tanpa penjelasan yang jelas. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara mahasiswa dan pihak administrasi fakultas di Ruangan Dekan Fakultas Teknik, Selasa (02/07/2025), yang diliput langsung oleh kru Samudera.
Dalam pertemuan tersebut mahasiswa menuntut pertanggungjawaban dekan fakultas teknik selaku pihak tertinggi di fakultas.
Novdin Manoktong Sianturi ST, MM, Ph.D selaku Dekan teknik menyatakan bahwasanya ia dan kaprodi mesin sudah bolak balik mengatakan agar dijalankannya sidang untuk mahasiswa teknik sipil tapi tidak dijalankan dan beliau juga mempertanyakan kehadiran kaprodi teknik sipil yaitu Berlina Damanik, ST, MT.
“Kami mahasiswa disini ingin menanyakan bagaimana tanggung jawab bapak sebagai atasan tertinggi di fakultas ini, bukan lagi masalah konfirmasi dengan bawahan bapak.” Sambut Gideon selaku ketua BEM teknik
Krystian Purba, ST juga menyampaikan beberapa hal yang menjadi alasan penundaan tersebut.
“Sebenarnya kami juga sudah mengatakan kepada kaprodi teknik sipil. ‘Bu, sudah bisa lah mahasiswa Sipil dimajukan,’ tapi jawabannya tetap nanti, nanti. Bahkan jawaban ke kaprodi mesin dan Pak Dekan pun sama. Sudah kami katakan Kalian mau maju hijau ini tapi belum ada kepastian,” jelas kepala Tata Usaha Teknik itu (KTU).
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa masalah administrasi menjadi penyebab utama keterlambatan.
“Selama ini, kalau berkas meja hijau tidak sampai sama saya, saya tidak bisa proses. Administrasi itu kan ke KTU, bukan ke Kaprodi. Jadi saat pemberian berkas, tidak ada yang sampai ke saya. Sampai saat ini pun belum ada. Kalau Teknik Mesin, mereka serahkan langsung ke saya. Persyaratan untuk meja hijau itu harusnya sampai ke saya supaya saya bisa periksa. Tapi kenapa Sipil tidak?”
Tommy Sipayung, ST operator tata usaha prodi teknik mesin yang ikut di dalam pertemuan juga mengungkapkan bahwa ada seorang yang tidak diketahui mengatakan kepada mahasiswa sipil bahwa sidang diundu pada tanggal 30 juni yang tidak diketahui pihak civitas fakultas teknik lainnya
“Kalimat kata diundur itu juga kami sedang mencari-cari bersama pimpinan kami karna mahasiswa sudah ACC di awal bulan mei dan harusnya di awal bulan 6 harusnya sudah sidang,”ungkapnya.
Kekecewaan juga datang dari mahasiswa yang merasa dirugikan akibat perubahan jadwal yang mendadak.
“Kami kecewa, sedih, bingung mau cari dananya dari mana lagi. Banyak yang tidak terima, termasuk orang tua kami. Kalau bisa, kami perjuangkan dulu lah, kami disuruh nanyakan, istilahnya kayak mana sih kok bisa gitu,” Ucap Shandi Pradana salah satu mahasiswa yang tidak jadi mengikuti sidang
Ia melanjutkan, “Kalau bisa diperjuangkan biar nggak bayar lagi, karena nyari biaya segitu bukan gampang. Uang wisuda aja belum dibayar, masih uang sidang saja yang kami bayar.”
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu mahasiswa lainnya yang tidak ingin di sebut kan namanya
“Orang tua kecewa sebenarnya, karena dari awal bulan kami sudah konfirmasi ke orang tua bahwa kami akan sidang. Tiba-tiba diundur dua hari sebelum sidang. Padahal orang tua sudah banyak buat persiapan, kami pun sudah sewa jas untuk keperluan sidang, eh tiba-tiba diundur, uang kami jadi hangus. Intinya sudah banyak pengeluaran. Ditambah lagi uang kuliah yang katanya satu tahun, dari mana cari itu dalam waktu singkat? Belum lagi uang wisuda yang juga pasti besar,” tuturnya.
Para mahasiswa berharap agar pihak fakultas tehnik segera menyelesaikan persoalan ini dan petemuan tersebut diakhiri dengan pernyataan bermaterai di selembar kertas yang ditanda tangani dekan teknik sebagai bukti pihak fakultas bersedia bertanggung jawab.
Reporter : Daniel & Elvira