Momen Wisuda Jadi Ladang Rezeki, Pedagang Buket hingga Makanan Raup Omzet Jutaan Rupiah

Wisuda bukan hanya momen sakral bagi mahasiswa dan keluarga, tetapi juga menjadi peluang emas bagi para pelaku usaha kecil untuk meraih omzet besar. Di sekitar kawasan Auditorium Radjamin Purba, Universitas Simalungun, puluhan pedagang tampak berjajar rapi menawarkan dagangan mereka pada Senin, 14 Juli 2025. Mulai dari buket bunga, makanan ringan, hingga minuman kekinian, semua laris manis diburu para pengunjung yang ingin merayakan kelulusan.

Salah satu yang turut memanfaatkan momen ini adalah Mama Lubis, pedagang buket bunga yang sudah bertahun-tahun menjual dagangannya setiap musim wisuda tiba. Ia mengaku bahwa dibandingkan hari-hari biasa, pendapatannya saat wisuda bisa melonjak berkali-kali lipat.

“Kalau kita bawa banyak, bisa habis. Biasanya bisa dapat omzet sampai lima juta rupiah dalam sehari,” ungkapnya saat ditemui di pelataran auditorium.

“Kuncinya itu di kualitas buket dan harga. Kalau bagus dan harganya masuk akal, orang pasti beli,” tambahnya sambil merapikan rangkaian bunga miliknya.

 

Fenomena ini juga dirasakan oleh pedagang makanan. Salah seorang penjual corndog, yang enggan menyebutkan namanya, menyampaikan bahwa omzet dagangannya bisa mencapai Rp600 ribu dalam sehari.

“Kalau hari biasa paling cuma laku separuh dari ini. Tapi pas wisuda, rame sekali. Dari pagi sampai siang nggak berhenti pembeli datang,” ujarnya.

Selain soal omzet, para pedagang juga menekankan pentingnya menjaga etika saat berjualan, terutama saat lokasi mulai penuh dan persaingan antar penjual semakin ketat.

“Jangan iri-irian, jangan saling sikut. Kita harus jujur dan percaya kalau rezeki sudah ada yang ngatur,” tutur salah satu pedagang lainnya dengan nada bijak.

Namun yang menarik, momen wisuda kali ini tidak hanya dimanfaatkan oleh pedagang luar. Mahasiswa Universitas Simalungun sendiri, khususnya dari Program Studi Bahasa Inggris, turut membuka stand makanan dan minuman sebagai bagian dari praktik mata kuliah Dasar-dasar Manajemen.

Rini, salah satu mahasiswa yang terlibat, mengaku bahwa pengalaman ini sangat berharga dan memberi kesempatan langsung bagi mahasiswa untuk belajar bagaimana menjalankan usaha secara nyata.

“Ini praktik dari mata kuliah Dasar-dasar Manajemen. Kami belajar manajemen waktu, keuangan, dan kerja tim. Jadi nggak cuma teori, tapi langsung praktik di lapangan,” jelasnya.

Mahasiswa ini menjual berbagai makanan ringan seperti bakso, mie pedas, hingga minuman kekinian yang dikemas menarik. Rini juga menyebutkan bahwa mereka telah mempersiapkan semua kebutuhan jauh hari sebelum wisuda berlangsung.

“Persiapannya sudah dari beberapa minggu lalu. Mulai dari pembagian tugas, pencatatan modal, sampai promosi kecil-kecilan ke teman-teman,” katanya sambil melayani pelanggan.

Menurut Rini, kegiatan ini bukan hanya mengasah keterampilan manajerial, tetapi juga menjadi ruang untuk melatih keberanian, kepercayaan diri, dan komunikasi.

“Kesannya ya happy banget, Kak. Karena biasanya kan cuma duduk di kelas, sekarang bisa langsung jualan, ngobrol sama pembeli, dan belajar mengatur semuanya sendiri. Jadi kuliahnya terasa lebih hidup dan nggak membosankan,” ungkapnya antusias.

Wisuda Universitas Simalungun tahun ini diikuti oleh 643 wisudawan, yang tentu saja mendatangkan ribuan pengunjung dari berbagai daerah. Suasana ramai ini menciptakan ekosistem ekonomi mikro yang berkembang secara spontan dan penuh semangat. Bukan hanya menguntungkan pedagang, tapi juga memperkaya pengalaman belajar mahasiswa.

Dengan demikian, momen wisuda bukan sekadar seremoni kelulusan. Ia menjadi ruang kolaborasi antara dunia akademik dan dunia usaha kecil, antara teori di kelas dan realitas di lapangan. Perayaan ini sekaligus menjadi bukti bahwa ilmu bisa diterapkan, dan peluang bisa diciptakan, bahkan dari momen yang sederhana seperti wisuda.

Reporter : Anisa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Hubungi Tim Samudera, agar segera meliput!
Halo sobat Samudera....