Mahasiswa USI Tanggapi Rencana Pembinaan Semi-Militer untuk Siswa dan Guru Bermasalah

Rencana Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar untuk memberikan pembinaan semi-militer kepada siswa yang dianggap bermasalah serta guru yang melanggar aturan menuai beragam tanggapan, termasuk dari kalangan mahasiswa Universitas Simalungun (USI).

Azrina Nabillah, salah satu mahasiswa, menilai program tersebut bisa diterapkan asalkan tidak mengandung kekerasan.

“Kalau menurut saya boleh saja, asal tujuannya membuat siswa lebih disiplin dan bertanggung jawab. Tapi jangan sampai ada hukuman keras, lebih baik diarahkan ke pembinaan yang positif biar mereka merasa terbantu, bukan ditekan,” ujarnya saat di wawancarai kru samudera (23/9).

Azrina menambahkan, metode semi-militer memang dapat membantu meningkatkan kedisiplinan, namun tidak semua siswa cocok dengan pendekatan tersebut.

“Ada anak yang justru bisa tertekan. Jadi mungkin lebih pas kalau digabung, ada semi-militer buat yang butuh, tapi juga ada pendekatan lain seperti konseling atau kegiatan positif,” katanya.

Terkait guru yang juga akan dikenai pembinaan, Azrina menilai hal itu cukup adil.

“Aturan kan berlaku untuk semua. Tapi caranya harus berbeda. Kalau siswa lebih ke pembinaan karakter, guru bisa lewat pelatihan atau evaluasi supaya tetap jadi panutan,” jelasnya.

Ia juga menyarankan agar program ini disertai pendampingan psikologis dan pengawasan ketat, sehingga tidak hanya berfokus pada kedisiplinan semata.

Sementara itu, Yohannes Zega, mahasiswa Prodi Sejarah FKIP USI, mendukung penuh rencana tersebut asalkan perencanaannya matang dan hasilnya jelas.

“Kalau rencana itu matang dan bisa diperhitungkan hasilnya, pasti bisa kok, biar tetap terjaga julukan kota kita ini sebagai Kota Pendidikan dan Kota Terpelajar,” ungkapnya saat di temui kru samudera (22/9).

Meski demikian, Yohannes menyarankan agar program tersebut hanya diterapkan pada siswa yang benar-benar melanggar aturan.

“Lebih baik hanya untuk anak yang bermasalah. Kalau semua diwajibkan, bisa mengganggu fokus utama siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Ia juga menyinggung perlunya pembaruan serta peningkatan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) agar kualitas tenaga pendidik semakin baik.

Dengan munculnya pro dan kontra ini, masyarakat berharap Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar dapat merancang program pembinaan semi-militer secara matang, sehingga benar-benar memberi manfaat tanpa mengabaikan aspek psikologis maupun tujuan utama pendidikan.

Reporter: Dear & Yessi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Hubungi Tim Samudera, agar segera meliput!
Halo sobat Samudera....